My photo
Stories for my three heroes.

Monday, September 19, 2005

TALKING ABOUT GIRLS

Abang pergi 'school party' Jumaat malam yang lepas. Aku benarkan Abang pergi sebab ini dapat memberi dia peluang berinteraksi dengan kawan-kawan lain di sekolah juga dengan rakan yang lebih tua. Pada aku ini boleh memberi dia keyakinan diri dan membaiki 'social skills' dia. Itu harapan positif aku. Lagipon Atok dah janji nak menghantar dan mengambil dia balik dari sekolah nanti. So, aku boleh layan Baby Faim di rumah.

Yang lucunya, dia balik rumah bila aku dah lena dibuai mimpi dengan Adik. Sebelah pagi esoknya, Atok, Nenek dan Ibu tak sabar-sabar nak bercerita dengan aku. Pastilah gelagat anak sulung aku di party tersebut. Pastilah mereka dah interrogate Abang malam tadi. Aku dengar aja. Bila Abang dah bangun, baru aku tanya pada Abang.

'How was your party?', tanya aku pada Abang sambil aku mengunyah jemput-jemput yang aku buat dan makan sendiri.

'It was ok, there was a DJ playing music and people dancing and everything else', jawab Zaim lembik. Penat la tuh.

'What were you guys doing?', tanya aku.

'We just hang around watching the people while listening to the music. After that my friends went to the gym to play soccer', jawab Zaim secara matter-of-fact.

'How about you? You didn't dance?', tanya aku menoleh ke Zaim.
'You know I don't know how to dance!', jawab Zaim sambil merehat dagu di atas dua tapak tangan di atas meja.

Tiba-tiba Atok mencelah, 'Tell Ayah about the girl who asked you to dance'. Muka Atok beria-ia sambil kening dia terangkat-angkat.

Aku pon bertanya terus, ' What about the girl who asked you to dance?'.
'Oh that! Just a girl asked me whether I want to dance or not. I said no!', jawab Zaim masih dengan kemalasan-malasan dia.
Aku tenung ke Zaim, ' You shouldn't have. It was not very polite. You should have accepted'. Aku kata begitu. Zaim buka mulut nak kata sesuatu tapi tak jadi dan terus aja ke depan. Menonton Cartoon Network agaknya.

Pukul 10 kemudian aku hantar Zaim ke tution Bahasa Malaysia dia. Dalam kereta dia bertanya dengan aku. Perlahan.

'What should I do?', tanya Zaim tanpa memandang aku.
Sambil membelok Jalan Durian aku kata, 'Do your tution fast and call me when you finished'.
Zaim merenung tajam ke aku,'Not that. About the dance thing last night la Ayah'.
Aku tau sengaja aku usik dia.

Aku tarik nafas sekejap sambil mengatur ayat. Inilah salah satu masanya yang aku akan kenang kemudian. 'Zaim, I think you shouldn't have said no to the girl. Pity her you know. Girls are normally very very shy. It would take a lot of courage for the girl to speak to you, let alone to ask you to dance. Probably she might be embarrased and sad after that. That would not be very nice right'.

Zaim nampak faham tapi dia tanya lagi,' But I don't know how to dance and my friends might laugh at me'.

'Well, just tell her nicely that you might not be able to dance very well. Probably she just want to talk to you and ask you something about school. Not to see you perform the idiotic dance you did in front of Adik the other day. There's no harm to talking. Other than that you gotta wait till you are seventeen. Anyway, you might like her after talking to her', kata aku.

Entah betul ke pandangan aku, tapi itu la yang terlintas di kepala aku masa tu. Dalam benak aku berkata ini anak sulong, harap-harap betul la.

'What about my friends?', Zaim bertanya. Dia nampaknya nak betul-betul yakin. Aku faham sebab kenkadang aku memang suka mengusik Zaim.

'Well you gotta think about her friends too. Her friends would probably be laughing at her because you said NO. They would probably be teasing her right now. That's not very nice kan. She just asked you to dance. People do that at a party. It doesn't mean you are marrying her the next day. And about your friends, just tell them wait until you all get to seventeen', aku berpanjang lebar.

Aku tau aku berpanjang lebar sebab lepas tu Zaim kata,'OK OK Ayah you can stop here. This is the tution house remember'.

Oh ye kata aku dalam hati. Aku berhentikan kereta dan perhatikan Zaim berjalan masuk ke rumah tersebut. Aku perhati dia berjalan dari belakang. Tinggi juga anak aku ni. Hampir nak sama tinggi dengan aku rasanya. Aku lepas hand brake dan pandu kereta balik ke rumah.

No comments:

Post a Comment