My photo
Stories for my three heroes.

Thursday, April 15, 2004

Zaim pernah dulu dimarahi oleh Ibu.

Habis satu hari muka dia monyok. Dia memang jarang kena marah tapi kadang memang saja nak kena la tu. Aku tak ingat sebab apa dia kena marah masa tu, tapi surelah isu besar sebab Ibu jarang marah.

Untuk memujuk dia, aku duduk dengan dia dan berbual seperti biasa.

Zaim kata,' Ayah can we change our Ibu?'. Marah sangat dia agaknya ni.

'Though technically you can, but it is a rather complicated process. Do you really want to change her for somebody else?' tanya aku balik. Ada satu perasaan lucu yang berkocak di satu sudut hati aku.

'I don't know but can we Ayah?', jawab Zaim muram.

'Maybe we can find someone who won't scold her children all the time. The kind who will let her children do anything they want. Play playstation, makan nasi bersepah-sepah, watching cartoon network, mandi lambat, bangun lambat, huh?. And while we are at that, maybe we find someone who looks like that singer I like so much tu', kataku mengusik. Kalau Ibu dengar, rasanya aku tidur kat kerusi malam ni.

'Maybe kan Ayah? But where to find the new Ibu Ayah?', katanya pleading.

'Well we can go to KLCC and have a look. You can help me. You do that Bambi look. Ha ha ha. But Zaim, as much as I like to comply to your wish, I am afraid I am tied up right now. What if Adik don't agree to our choice and want another different Ibu. Mati la Ayah', tambah aku lagi.

Zaim pandang ke atas,'Takpe la Ayah nanti kita banyak Ibu'. Senang aja pada dia.

'Zaim, we still don't know if that singer would wake up early to prepare your snacks for school. We don't know whether she would stay up late with you just to tampal and color your artwork which was due yesterday. We are not sure if the new Ibu would wake up at 2 am just to see if you got your blanket on because it was cold and raining outside. What I am saying here is, can we gamble on that, Bang?'.

Zaim terdiam. Muka dia merenung ke bawah.

'Abang, lagipun Ibu dulu ada belajar Tae Kwan Do', kataku singkat.

Zaim tengok muka aku. Kami dua-dua tergelak berdekah-dekah.